Sekarang ini gue udah kuliah, ditempat yang jauuuuuuuuuh banget, jauh dari doi maksudnya, maksudnya doi-nya juga belum ketemu hehehehehehehehe....
Awal masuk kuliah, gue ospek, trus ospek lagi, trus ospek lagi, trus LK. Nah! di masa-masa ospek kedua, ketiga sama LK adalah masa-masa dimana gue mengakrabkan diri sama kawan-kawan baru dan senior. Tapi....ada masa dimana gue galau se-galau-galau-nya orang galau. Dan berkat ke-galau-an gue yang susah berenti hehe akhirnya gue dinobatkan sebagai "Ratu Galau", entah gue harus seneng atau sedih yang pasti gue galau :'D
Sebenernya sih gue bukan galau, cuma ngerasa cedih aja, trus jadi cedih banget nah baru ga...tau lagi deh hehe :')
Emang sih, ada beberapa hal yang bikin gue ngerasa cedih, dan karena hal itu gue cedih, jadinya gue cedih. Oh iya, sebenernya sih judul postingan ini ke-galau-an yang tak berujung, tapi sengaja gue gituin biar ambigu, itu galau atau gagal *kibasrambut*
Nah ada seseorang yang mengatakan bahwa, ke-galau-an gue adalah jenis ke-galau-an yang produktif. Maksud Produktif disini bukan menghasilkan barang-barang kayak Ibu-ibu komplek yang rempong plus suka gosip, tapi mendinglah daripada suka brondong *kabur*
Kalau gue galau, hmm gue lebih suka menyebutnya cedih, apa itu galau, gue ngga kenal~
Jadi, pas gue cedih, gue suka ngetik atau nulis kata-kata yang mengibaratkan apa yang gue rasain. Kata orang sih bagus, dan gue tambah cedih, Kesannya kalau gue galau tuh orang-orang pada dukung...kayanya sih haha
Gue posting disini aja ya beberapa kalimat cedih gue~
"Ketika tangan tak mampu menggapai dan hati hanya mampu berharap. Saat mata hanya mampu memandang dan mulut terlalu sulit berkata. Untuk apa aku bertahan? Saat cinta tak mampu berbuat, saat hati tak mampu bertahan, untuk apa sebuah harapan?"
" Haruskah aku berhenti melihatmu? Haruskah aku menyerah? Haruskah aku pasrah pada kenyataan? Jangan salahkan aku yang tak bisa berhenti melihatmu, kau terlalu menarik untuk dihindari. Jangan salahkan aku yang tak bisa menyerah, hati ini sudah terikat olehmu. Jangan salahkan aku yang tak menerima kenyataan, cinta terlalu malu untuk pasrah."
"Harapan itu ada. Dan akan tetap ada. Sampai muncul harapan baru. Dan yang lain akan terlupa. Terus begitu, hingga harapan menjadi kenangan."
"Ada banyak alasan aku memilihmu. Dan hanya ada satu alasan aku melupakanmu. Mana yang harus kupilih? Tetap bersamamu karena berbagai alasan, atau meninggalkanmu karena sebuah alasan?"
"Kecewa belum tentu pergi, tapi pergi sudah pasti kecewa. Bertahan bukan berarti kuat, tapi kuat sudah pasti bertahan. Menangis bukan berarti sedih, tapi sedih sudah pasti menangis. Sakit bukan berarti terluka, tapi terluka sudah pasti sakit."
"Ketika rindu menggebu tapi hati terlalu lelah"
"Ternyata sakit itu tetap sama. Sesak itu tetap terasa. Dan perih itu tetap ada."
" Mata dan telingaku terlalu peka karenamu"
"Tak ada yang menarik darimu. Hanya aku yang tertarik olehmu"
"Awal berbicara begitu canggung. Kedua ketiga biasa saja. Selanjutnya ada yang menggangu. Lalu berakhir kecewa"
"Awal melihat biasa saja. Kedua ketiga ada yang menarik. Selanjutnya terasa debar. Lalu berakhir patah hati"
"Saat aku pergi, aku akan mengucapkan 'halo'. Dan suatu saat, aku akan memintanya kembali"
"Ketika khayalan terlalu malas menjadi kenyataan.."
"Aku menyimpan beberapa rahasia besar. Dan hanya pada malam yang sepi dan panjang, aku bisa membebaskan mereka"
"Kau adalah sebuah harapan. Berharap terwujud, tanpa berujung kenangan"
"Kamu, sedetik mendekat lalu menjauh"
"Kata-kata sederhana memiliki banyak makna. Berbeda sudut pandang, berbeda pula rasanya. termasuk kata 'cinta'. Seperti apa kau memandangku, seperti itu pula cinta yang kau maksud."Njiirrr gue ngetik beginian tetiba cedih :( udahan aja kali ya.
Disini gue baru nyadar, tulisan bisa bikin semua cedih gue tumpah lagiiii, kampret-____-
No comments:
Post a Comment