Aku mengenalmu tanpa sengaja. Dan aku melupakanmu dengan kesengajaan. Sekarang kamu bisa tahu kan, mana yang direncanakan Tuhan dan mana yang tidak?
Seseorang pernah berkata bahwa jika kau menemukan seseorang, maka saat itu pula kau kehilangan dirimu. Dan jika kau menemukan dirimu kembali, maka kau kehilangan sosok dirinya. Aku membenarkan perkataannya karena memang aku merasakannya.
Sebelum aku menemukan dirimu, aku masih mengenali seperti apa dan bagaimana dirimu. Namun setelah aku menemukanmu, secara ajaib aku melupakan tentang diriku.
Saat dimana aku menemukan dirimu, segalanya terasa berbeda. Aku mulai kehilangan diriku karena lebih terfokus kepadamu. Seakan terhipnotis oleh pesonamu.
Lalu dengan santainya kau mengabaikan pertemuan itu. Aku kecewa, ternyata kisah ini berakhir bahkan sebelum aku selesai menuliskan kalimat pembuka. Ini terlalu dini untuk berakhir.
Kemudian aku menyadari bahwa aku sudah kehilangan diriku, melupakan bagaimana aku yang sebelumnya. Keberadaan dirimu membuat segalanya kacau, kau tahu itu?
Jika kau masih memilih tidak mengetahuinya, maka kau adalah orang egois yang aku kenal. Kenapa aku menyebutmu begitu? Karna kau telah mengetahui apa yang kurasakan tetapi lebih memilih diam seakan rasa itu tak pernah ada. Kau mengabaikan keberadaanku.
Aku mulai mencoba menemukan diriku. Dan perlahan aku menjadi diriku yang sebelumnya. Apa aku kehilangan dirimu? Iya, aku kehilangan dirimu tetapi tidak dengan rasanya. Aku masih merasakan rasa yang sama.
Perkataan orang itu memang benar, tapi tidak sepenuhnya. Aku kehilangan diriku saat aku menemukan dirimu. Dan saat aku menemukan diriku kembali, aku kehilanganmu. Tetapi ada satu yang harus dibenarkan disini. Aku memang kehilangan dirimu, Tapi rasa itu masih terasa sama. Semoga kau tahu akan hal ini.
No comments:
Post a Comment