Terimakasih untuk segala senang yang kurasakan, meskipun tak pernah kau lakukan.
Segalanya kurasa cukup sampai disini.Aku bahagia pernah mengenalmu dan mengagumimu meski kulakukan dalam jarak yang terlalu jauh.
Aku bahagia pernah melihatmu walau hanya hitungan jari.
Aku senang mendengar ceritamu meski aku tahu ada yang lain yang lebih senang karenamu, bukan hanya ceritamu.
Maaf, mungkin kau merasa terganggu dengan segala tingkahku.
Seharusnya aku tahu akan berakhir seperti ini: dan selalu sama seperti ini.
Tapi aku tetap bertahan dengan kata "mungkin" yang entah sudah berapa kali kuyakini.
Sampai aku tersadar akan suatu hal yang membuatku terdiam lama.
Cukup lama, kurasa.
Kata "mungkin" yang selama ini kupegang mulai rapuh.
Rerakan demi retakan mulai terlihat jelas dipermukaannya yang halus.
Retakan yang semakin lama semakin bertambah.
Retakan yang membuat semua kalimat "mungkin" berubah menjadi, "berhenti sekarang"
Iya, aku selesai. Walau aku tak tahu apa cerita ini pernah dimulai atau tidak.
No comments:
Post a Comment