Aku rindu sesuatu, bisa dikatakan orang namun bukan seseorang. Sebut saja dia cinta.
Dulu, aku dan cinta adalah sebuah kesatuan. Tanpa cinta, aku tak mungkin ada. Aku hadir karena cinta. Dan aku hidup berkat cinta.
Sampai suatu hari, cinta terluka. Meninggalkan sebuah goresan luka, yang terlihat jelas oleh mata. Berbagai macam usaha ku lakukan agar goresan luka itu menghilang, tapi itu sia-sia.
Goresan itu tetap ada, walau luka nya tak terasa. Jika ada hal lain yang menyentuh goresan itu, maka cinta akan kesakitan. Dan lukanya akan terasa kembali. Semenjak itu, cinta sering terluka.
Semakin lama, goresan luka itu semakin bertambah, sekarang cinta terlihat rapuh. Terkena guncangan saja, cinta bisa menghilang.
Aku lelah dengan cinta, dia terlalu rapuh. Pernah aku berpikir untuk meninggalkan cinta, dan memilih untuk menyendiri. Tapi cinta membuatku mematahkan pikiran itu. Dalam seketika, cinta terlihat kuat. Dan disaat aku meyakini bahwa cinta akan baik-baik saja, ternyata aku salah. Cinta terlalu ceroboh untuk berdiri tegak. Dia terjatuh, dan membuat goresan yang amat dalam. Cinta menangis, begitupun aku.
Saat itu, aku bertanya, "Apakah cinta akan menghilang? Luka itu terlalu dalam. Dan itu pasti menyakitkan". Namun, dengan menahan segala rasa sakit, cinta menjawab "Cinta akan berusaha untuk tetap berada didekat dirimu, dan cinta akan berusaha menyembunyikan luka ini. Biarkan lukanya membekas, tapi tidak dengan sakitnya". Mataku berkaca saat mendengarnya, aku tau luka itu tak akan pernah hilang, dan sakitnya terasa benar-benar sakit.
Aku membantu cinta untuk meringankan sakitnya, membersihkan lukanya, mencoba menghilangkan rasa sakitnya. Usaha itu berhasil, walau terkadang cinta meringis kesakitan. Tapi cinta tetap tersenyum saat aku melihatnya. Dia enggan memperlihatkan bagaimana perjuangan menahan rasa sakit itu.
Aku pikir cinta akan tetap ada disisi ku, dengan segala lukanya. Ternyata tidak. Perlahan, cinta terlihat memudar. Aku masih bisa melihatnya walau tak sejelas dulu. Entah karena faktor apa, cinta lalu kuat kembali. Dia ada disini, disisi ku. Awalnya aku senang karena cinta sudah seceria dulu, tapi ternyata, aku salah. Cinta memang sudah ceria, tapi cinta ini bukan cinta yang aku kenal. Cinta sudah berubah, tanpa disadari.
Aku tetap berada disisi cinta, dan berusaha mengenali cinta yang sekarang. Tapi, tetap saja ada bagian dari diri cinta yang tak bisa ku kenali lagi. Cinta benar-benar berubah, dan aku rindu cinta yang dulu.
No comments:
Post a Comment