Sosok matahari
terlihat labil hari ini. Kadang dia terlihat sangat angkuh, lalu kemudian
meredup.
Walaupun begitu, aku tetap menyukainya..
Ya, aku menyukai
kelabilan itu.
Karena saat ini,
aku pun sama saja dengan matahari. Berubah-ubah,
beberapa waktu yang lalu aku tertawa. Lalu seakan lelah, aku melemah.
Oh jadi begini rasanya
dilema. Disuruh memilih antara dua hal yang sulit dipilih. Membahagiakan yang
satu tapi menyakiti yang lain. Terlalu egois untuk memiliki semuanya. Terlalu naïf
untuk merelakan yang satu. Terlalu munafik untuk mengatakan ‘tidak’.
Kenapa harus ada
kebetulan?
Kenapa harus ada
pilihan? Dan kenapa pula aku harus memilih?
Seakan jalan hidupku
memang ditakdirkan seperti itu, selalu berada diantara berbagai pilihan. Atau mungkin
ini hanya perasaanku saja? Atau aku terlalu melebih-lebihkan keadaan?
No comments:
Post a Comment